Rencana pembangunan museum Batak yang nantinya bisa menjadi salah satu objek pariwisata dan ciri khas untuk Kabupaten Toba Samosir itu terungkap dalam sarasehan dan pameran arkeologi sebagai sarana sosialisasi Undang-undang No 5 Tahun 1992 di Hotel Gelora Balige yang berlangsung beberapa waktu lalu.
Acara yang berlangsung dan merupakan kerja sama Balai Pelestarian Peninggalan Purba Kala Banda Aceh, Balai Arkeologi Medan serta Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Toba Samosir itu, dihadiri Bupati Toba Samosir Monang Sitorus, Kadis Persenibud Tobasa Drs Laurensius Sibarani, ketua Balai Arkeologi, Toto Aryanto dari BP3, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, guru-guru sejarah dari beberapa sekolah yang ada di Toba Samosir.
Bupati pada kesempatan itu dalam arahannya menekankan perlunya upaya pelestarian benda-benda purba yang tidak kalah dengan pembangunan fisik. Dimana keberadaan benda cagar budaya yang merupakan peninggalan orang-orang terdahulu yang berada dalam lingkungan masyarakat tidaklah boleh dianggap sebagai benda yang tidak berguna.
Karena melalui benda cagar alam budaya atau yang sering disebut benda purbakala, dapat diketahui bagaimana struktur dan tingkat kebudayaan masyarakat suatu daerah yang terjadi pada jamannya. Namun perlu diingat, benda purbakala tersebut jangan menjadi “Sombaon” atau benda yang disembah yang pada akhirnya bertentangan dengan ajaran agama.
Peran tokoh agama sangat penting dalam memberikan penerangan bagi masyarakat. Menyangkut mengenai pembangunan museum Batak, Bupati sangat “welcome” dalam pembangunan serta keberadaannya. Museum itu nantinya akan diisi benda-benda purbakala seperti ulos, meriam, bambu runcing, alat-alat tenun, tunggal panaluan, lak-lak, “sapa” (piring makan pada zaman dulu red).
Pada kesempatan itu bupati meminta Kadis Persenibud Tobasa Drs Laurensius Sibarani agar mendapatkan peninggalan budaya yang masih tersisa serta membentuk tim yang bertugas dalam mensosialisasikan rencana tersebut. Dimana anggota yang tergabung dalam tim ini seluruh unsur yang terkait. “Guru-guru sejarah pun harus masuk dalam tim ini,” ujar bupati seraya mengatakan dengan terwujudnya pembangunan museum Batak ini, maka diharapkan Bangsa Indonesia khususnya suku Batak akan dapat memberikan apresiasi yang tinggi akan nilai-nilai budayanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar